Cepetan dek!
Ngapain masih berdiri di situ?
Lelet!
Tiga kalimat di atas plus nadanya udah nggak asing lagi deh di dunia per-ospek-an. Mata melotot, bibir maju tak gentar sekitar 1,5 inch dimix ama seringai, tangan kiri berkacak pinggang, en tangan kanan tunjuk sana tunjuk sini (kalau perlu.. tonjok!). Udah mirip wayang Burisrawa. Nggak cewek, nggak cowok, kalo udah jadi PK alias Pemandu Kedisiplinan pasti gayanya cuma satu. Ya seperti Burisrawa itu tadi (kaya’ ga punya inovasi aja, he he).
Rata-rata ospek jadi momok bagi setiap mahasiswa baru. Sebenernya ospek itu apaan sih? Orientasi studi pengenalan kampus. Yee… kalo itu sih anak SD aja tau. Maknanya dong, maknanya..
Tujuan utama yang pertama adalah mengenalkan seluk beluk dunia perkuliahan pada mahasiswa baru. Tentang kegiatan-kegiatan kemahasiswaan, tentang aturan perkuliahan, tata ruang, de el el. Juga mengenalkan maba pada para mahasiswa senior dan para dosen.
Lantas apa itu semua ada hubungannya dengan acara getak-menggetak? Sama sekali nggak khan? Lagipula, apa ospek yang selama ini diadain udah punya undang-undang sendiri? Atau cuma sekedar warisan alias tradisi saja? Perasaan belum ada deh UU yang bunyinya kaya’ gini: “UU No. … Tahun… tentang Ospek bagi Setiap Mahasiswa Baru. Menetapkan bahwa: Setiap mahasiswa baru yang akan mengikuti studi di Universitas … diwajibkan datang pukul 05.30 tepat, dengan rambut berkucir
Sesuatu tanpa dasar pijakan yang jelas bisa jadi sekarep-karep alias sak-enjoy-e, ngalamat akan adanya ketidakteraturan.
Kembali pada urusan getak-menggetak. Bukannya getak-menggetak itu malah ngerugiin? Pertama, bagi mabanya. Kasian
Kalaupun getakan-getakan/ teriakan-teriakan itu dimaksudkan untuk kedisiplinan, apa disiplin lantas berdiri tegak karena ‘kekerasan mini’ seperti itu?
Bicara tentang Islam, agama itu juga merupakan sebuah kedisiplinan. Tapi pernahkah temen-temen mendengar Allah berteriak? Kalau iya, ni dunia pasti dah kiamat dari dulu deh. Iya, Allah tak pernah mengandalkan teriakan-teriakan, apalagi kekerasan.
Sebuah batu, jika dipukulkan ke sesama batu pasti bisa langsung pecah berantakan. Keras sama keras. Tapi kalo batu yang diguyur air, maka lama kelamaan si batu pasti akan luluh juga. Seperti itu juga dengan penegakan kedisiplinan. Seharusnya yang dikenai itu hatinya, bukan hanya telinga atau fisiknya saja.
Lama kelamaan
Kekerasan, teriak-teriak = telinga/ jasmani = disiplin = disiplin luntur
Lama kelamaan
Lemah lembut = hati = disiplin = disiplin 4ever
Kurang lebih seperti itulah gambarannya. Lalu kira-kira kapan ya sejarah ospek
Suatu saat nanti.
Jika negeri ini sudah memberlakukan EQ dan SQ sebagai parameter diterima-tidaknya seseorang di sebuah lembaga pendidikan. Bukan hanya IQ saja. Betul?
Jadi… nggak ada lagi yang namanya acara tunjuk STNK sepulang ospek. Karena mabanya dijamin zuzur 100%.
Betul?
Djogja, 5 September 2008